Friday, June 15, 2012

DEMO MASYARAKAT, GARA-GARA AIR


KM. KAULA.
MBUNG DAO SAAT AIRNYA PENUH


 

     Mbung (Dam) Dao adalah  salah satu mbung di dusun Senurus Desa Mas-Mas Kecamatan Batukliang Utara, Mbung ini  menjadi sumber pencaharian masyarakat sekitar baik melalui budidaya ikan dengan sistim jala apung ataupun dengan menangkap udang dengan menggunakan seser,disamping itu juga mbung ini dijadikan icon Desa wisata Mas-mas, karena viewnya yang cukup indah.
     Menurut keterangan dari warga sekitar, bahwa Setiap malam, tidak kurang dari ratusan seser yang terpasang disekeliling Mbung Dao. Dan kalau dirata-ratakan hasilnya tidak kurang dari RP 30.000 permalam/per KK sehingga kalau dikalikan seratus KK berarti Rp. 3.000.000 kali tiga puluh hari sama dengan Rp. 90.000.000.
PINTU PEMBUANGAN LIMPAHAN AIR MBUNGDAO

     Melihat angka diatas bisa dipastikan bahwa masyarakat Mas-mas terutama sekali masyarakat disekitar Mbung Dao sangat bergantung pada keberadaan Airnya, yang tidak  Cuma untuk mendukung kegiatan budidayanya  ikannya tafi juga menjadi sumber air bersih baik untuk mandi, mencuci bahkan sewaktu-waktu untuk memasak, sehingga wajar saja kalau masyarakat sekitar menjadi sangat marah ketika air Mbung Dao dikuras habis oleh masyarakat desa sebelah.

      Kemarahan masyarakat sekitar Mbung Dao  terlihat jelas pada satu minggu terahir ini, dimana hampir setiap sore sampai malam puluhan bahkan ratusan masyarakat mas-mas berkumpul disekitar Pintu pembuka (kuri) Mbung Dao untuk menunggu petugas Juri kunci air (waker) datang, untuk mereka gelar dialog.Tapi karena  petugas waker yang mau diajak dialog tidak kunjung datang membuat masyarakat menjadi nekad untuk menutup kuri mbung yang sudah dibuka sejak satu minggu sebelumnya. Demikian dikatakan Munawir (Awir) salah seorang pemuda sekitar.
     Menyikapi penomena diatas, maka pada hari ini  kamis sore  14/6/2012. digelar dialog antara masyarakat sekitar dengan petugas waker. Hadir dalam dialog tersebut Masyarakat sekitar, petugas waker, UPT Pengairan Batukliang dan PPL (pertanian) Mas-mas.

DI BELAKANG TAMU PRANCIS INI,KURI MBUNGDAO

     Masih menurut Awir bahwa dialog hari ini,berawal dari kejadian dua malam lalu, dimana pada waktu itu petugas waker dilarang membuka terus air ini, “ paling tidak dikasih jarak dulu biar airnya tidak habis”, Demikian kata masayarakat pada waktu itu, namun tawaran baik masyarakat itu justru dijawab oleh petugas waker dengan ancaman bahwa, “saya akan laporkan ini keatas”demikian awir menirukan ucapan waker. Masyarkat yang merasa tertantang menjawab, “memang itu yang kita inginkan,kita bisa duduk bareng dan sama-sama carikan solusi supaya tidak ada pihak yang merasa dirugikan”.

     Pada dialog tersebut,Saepul yang selaku perwakilan dari masyarakat mengatakan, bahwa kita Cuma menuntut empat hal saja
1. Kita diberi kesempatan berdialog dengan pihak terkait soal tata kelola penggunaan air Mbung Dao.
2. Air boleh dialirkan dengan catatan harus didatangkan air baru sebagai pengganti atau dengan kata lain mbung ini hanya menjadi transit air yang datang dan mengalir
3. Yang berhak menjadi petugas waker adalah masyarakat mas-mas karena mbung ini kan berada diwilayah desa mas-mas.
4. Ada laporan yang jelas soal distribusi air
     Menjawab tuntutan masyarakat ini, Suhaidi selaku juru pengairan mengatakan, “untuk sementara saya Cuma bisa jawab item nomor tiga yang menyangkut soal petugas pengairan, ini adalah wewenangnya pemerintah jadi kita serahkan kepemerintah aja katanya santai.
     Dalam dialog tersebut, Awir juga menambahkan bahwa, “Kehawatiran sebagian masyarakat akan munculnya konflik terkait tata kelola air Mbung Dao ini sudah lama muncul terlebih setelah adanya indikasi bahwa air yang dialirkan tidak semata-mata karena kebutuhan warga,tapi untuk  dibuang begitu  saja, supaya ketika air mbung ini kering masyarakat akan segera beli air, ada beberapa faktor yang membuat masyarakat berasumsi seperti itu, diataranya dalah kunci pembuka air(selinger) tidak ditaruh dirumah petugas tapi dititip dirumah salah seorang warga sehingga ada kesan setali tiga uang antara petugas dengan pemegang selenger termasuk juga dengan masyarakat pembeli air”.
      “Selama ini masayarakat mas-mas merasa terpedaya karena mbung ini sudah jelas berada diwilayah mas-mas, tapi air ini dibuka seenaknya saja tanpa ada konfirmasi kemasyarakat mas-mas apa lagi konstribusi, padahal air mbung ini seolah-olah menjadi roh kehidupan masyarakat mas-mas. Demikian Awir mengakhiri penjelasannya. Habib


MASUKKAN EMAIL UNTUK BERLANGGANAN ATIKEL GRATIS:



1 comments:

Maju terus Mas-mas,,,pemetaan wilayah sudah jelas, tetap pertahankan

Twitter Facebook Digg Stumbleupon Favorites