Kerajinan Warga

Melihat dari dekat dan belajar dengan masyarakat membuat anyaman berupa anyaman ketak dan tikar dari daun pandan

Pemandangan Desa

Pemandangan Desa Mas-mas yang hijau denga background Gunung Rinjani

Mbung Dao

Menikmati keindahan Mbung Dao menggunakan rakit

Pendidikan

Program Dan Perangkat Pembelajaran

Thursday, August 9, 2012

BIMTAQ

Bisa dipastikan, bahwa disemua sekolah selalu mengadakan kegiatan imtaq setiap bulan puasa, tidak terkecuali Madarasah yang ada dibawah naungan Pondok Pesantren AL-Ilham NW Selusuh, Desa Mas-mas Kecamatan Batukliang Utara, baik itu untuk madrasah Aliyah Maupun untuk Madrasah Tsanawiyah, seperti yang dilakukan pagi ini, semua murid Aliayah berkumpul diplataran madrasah untuk mendapatkan siraman rohani yang akan disampaikan oleh salah seorang dewan guru yaitu Ust. Haromaen Syahri.
Ust yang masih muda ini dalam pidatonya mengatakan," yang paling penting dalam kita menjalankan ibadah puasa ini adalah tidak sekedar kemampuan dalam hal menahan diri dari makan dan minum saja, tapi bagaiman mengendalikan hawa nafsu dalam segala aspek kehidupan kita, juga yang lebih penting hikmah yang diharapkan dlam menjalankan ibadah puasa ini adalah bagaiman mempertajam kepekaan sosial kita, karena kita sudah merasakan bagaimana rasanya orang lapar dengan demikian hati kita akan cepat terenyuh ketika melihat tetangga kita, keluarga kita sahabat-sahabat kita kelaparan jangan justru sebaliknya sebelum puasa kta peduli terjadap kondisi yang dialami saudara-saudara kita malah setelah puasa begitu mendapat kabar  ada keluarga kita yang kelaparan kita justru kita senang.  malah berusaha mengambil keuntungan dengan menjalan kan tawaran jasa berupa hutang yang dibayar lebih alias rentenir.
bicara soal rentenir ust muda ini melengkapi ceramahnya dengan menyampaikan kisah abu nuwas yang disambut riuh oleh tawa semua siswa-siswa.

Tuesday, August 7, 2012

PETANI BUTUH INTERNET

Kecanggihan tekhnologi saat ini ternyata tidak cuma menjadi milik kalangan pendidikan saja, tapi ternyata petani juga butuh itu, internet salah satu contohnya, ini terungkap kemarin dalam kegiatan sosialisasi e petani yang di kantor BP4K yang difasilitasi dari kementrian pertanian pusat, dalam kegiatan tersebut Bapak Astho selaku fasilitator mengatakan, "sekarang ini adalah zaman tekhnologi canggih, ini harus kita manfaatkan dengan baik untuk hal-hal yang baik, misalnya untuk mencari informasi-informasi yang dibutuhkan, misalnya petani mencari informasi tentang pertanian, siswa mencari informasi tentang pelajaran mereka disekolah. jangan sampai kita salah tempat mempergunakannya, karena di internet ini informasi apa saja ada mulai dari yang menyelamatkan sampai yang menyesatkan. dari itu kita harus benar-benar selektif mencari informasi demikian lanjut pak astho.
pada kesempatan itu juga petani yang berasal dari beberapa desa dilombok tengah disamping di beri materi tentang bagaimana mencari informasi diinternet juga di bekali dengan cara menyampaikan informasi lewat internet dengan cara dibuat account loig in di epetani deptan.go.id.
L. Junaidi salah seorang ketua UP-FMA Gerantung sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut bahkan ia langsung membuat blog husus tempat mengekspose berita seputar kegiatan FMA.

ANCAMAN MENGANCAM

Kekhawatiran umat manusia diatas dunia akan bencana semakin menjadi, yang mana semua ini adalah sebagai akibat dari ulah manusia. satu diantara bencana yang akan mengancam hususnya diindonesia bagian timur adalah kemungkinan gempa berskala besar, hal ini sebagaimana disitir oleh salah seorang penulis serta peneliti asal America seperti termuat dalam rumah alir,"KEKAWATIRAN ILMUWAN AS RON HARRIS TENTANG BENCANA DI KAWASAN TIMUR INDONESIA
Prof. Ron Harris, saat memberikan penjelasan kepada regu Pramuka di daerah Maluku (sumber presentasi Prof. Ron Harris).
Pada suatu sore, penulis kedatangan seorang tamu dari Bringham Young University – USA. Beliau bernama Professor Ron Harris, seorang ilmuwan di bidang Geologi yang cukup banyak melakukan penelitian mengenai kegempaan di Indonesia, bahkan sebelum terjadinya gempa besar Aceh 2004. Berbicara dengan beliau, membuat nafas ini terasa sesak. Betapa tidak, Ron yang berkebangsaan Amerika ini sedemikian khawatirnya dengan kondisi kesiapan masyarakat Indonesia bahagian Timur, yang sepertinya belum sempat tersentuh sosialisasi tentang gempa.
Ron pernah membuat sebuah tulisan berjudul Who’s Next? Assessing Vulnerability Geophysical Hazard in Densely-Populated Regions of Indonesia. Tulisan yang diterbitkan di tahun 2002 itu, memberikan penjelasan mengenai seismic gap yang paling berbahaya di Indonesia. Daerah daerah rentan bencana itu merupakan daerah padat penduduk. Yang dimaksud Ron adalah daerah di bahagian barat pulau Sumatera yang memiliki sistim patahan sumatera dengan panjang 1600 Km. Ron memperkirakan saat itu, bahwa wilayah tersebut telah lama terkunci, dan sewaktu-waktu akan melepaskan energi yang dapat mengakibatkan terjadinya gempa berskala M8 lebih..! (Sumber, Ron Harris, Bridges fall 2002 anual report. Artikel ini dapat diunduh dihttp://kennedy.byu.edu/bridges/pdfs/BridgesFall02.pdf).
Ron melanjutkan ceritanya. Berdasarkan hasil penelitiannya itu, Ron berusaha melakukan sosialisasi hasil penelitiannya ke berbagai pihak. Dia menginformasikan ini ke Institusi di Indonesia maupun ke pemerintah Amerika Serikat. Akan tetapi, upayanya tidak membuahkan hasil yang cukup signifikan. Paparannya tidak menyebabkan kedua negara melakukan tindakan persiapan, maupun sosialisasi kepada masyarakat, agar mereka siap siaga dalam menghadapi kemungkinan datangnya bencana besar.
Kejadian gempa Aceh 2004, benar-benar membuat Ron terpukul. Saya mengalami stress berat, sehingga harus menjalani perawatan selama 3 tahun setelah peristiwa itu  jelasnya. Penulis masih bisa merasakan kekecewaan dan penyesalan yang mendalam dari ekspresi wajah dan intonasi suaranya. Ron bukanlah orang Indonesia. Ron hanyalah seorang ilmuwan yang merasa tanggungjawab keilmuannya telah gagal menyelamatkan ratusan ribu nyawa. Padahal dia tahu bahwa peristiwa tersebut dapat terjadi sewaktu-waktu.
Setelah kesehatannya pulih, Ron memutuskan untuk melakukan hal yang lebih dari sekedar menulis publikasi ilmiah dan mengajar. Dalam presentasinya, dia memulai dengan sebuah pertanyaan, Apakah tanggungjawab kita ?.  Pertanyaan ini dia jawab sendiri dengan memaparkan 3 hal yaitu: 1. Melakukan peneltian fundamental, dan memonitor bencana alam. 2. Menyampaikan hasil yang relevan ke masyarakat, khususnya masyarakat yang terkena dampak langsung. 3. Implementasi usaha-usaha multidisipliner yang dibutuhkan untuk menerapkan strategi mitigasi yang efektif di seluruh dunia.
Ron tidak sekedar mengajak. Ron tidak ingin berhenti di lembar-lembar jurnal ilmiah saja. Dia ingin, hasil penelitiannya memang benar-benar dipahami oleh masyarakat. Dia ingin melakukannya secara langsung.  Sejak beberapa tahun yang lalu, Ron secara rutin mengunjungi Indonesia setiap tahun, untuk melakukan langkah nyata dari apa  yang bisa dia upayakan. Sasaran utamanya adalah wilayah Indonesia bahagian Timur. Mengapa ke sana..? Ron menjelaskan bahwa wilayah Indonesia bahagian Timur diancam bencana yang sama dengan wilayah Sumatera dan Jawa. Pasca gempa 2004, pemerintah Indonesia cukup banyak melakukan sosialisasi penanggulangan resiko bencana di wilayah Indonesia bahagian Barat sampai Bali. Akan tetapi, sosialisasi ini belum menyentuh wilayah Timur (tulisan lengkap mengenai ancaman bencana gempa bumi dan tsunami di daerah Indonesia bahagian timur akan dituliskan secara terpisah).
Berdasarkan penelitiannya, berbekal cacatan sejarah dari Arthur Wichman, dia melakukan penelitian mengenai potensi gempa di Indonesia bahagian timur dan melakukan sosialisasi sedapatnya dengan masyarakat yang ada di sana. Ron mempersiapkan peta dan petunjuk evakuasi bersama beberapa rekan yang mendukung setiap usahanya. Menurut Ron, secara sejarah kegempaan, banyaknya kejadian gempa akhir-akhir ini bukanlah hal yang aneh. Pola kegempaan ini dari dahulu sama saja. Akan tetapi, populasi penduduk yang meningkat sangat cepat. Sehingga, korban  yang ditimbulkan akhir-akhir ini menjadi jauh lebih besar dibandingkan di masa lalu.
Ron punya rumusan yang sederhana mengenai apa  yang diupayakannya. Di akhir paparannya dia melemparkan sebuah pertanyaan lagi. How much is a human life worth ?. Lanjutnya, Biaya yang dikeluarkan  untuk membangun Tsunami Early Warning system, dapat mencapai 600 juta dolar. Akan tetapi, peralatan ini belum menunjukkan hasilnya dalam menyelamatkan nyawa manusia. Tanda peringatan tsunami, boleh jadi hanya berharga 10 dolar saja. Tapi, dia dapat menyelamatkan ribuan jiwa.
Menyimak paparan Ron, rasa-rasanya seluruh elemen bangsa ini harus segera mengarahkan perhatian ke Indonesia bahagian timur. Upaya Ron dan kawan-kawan, sekalipun tidak memanfaatkan teknologi tinggi, tapi perlu dilakukan segera. Peta bahaya tsunami, petunjuk evakuasi, maupun sosialisasi, merupakan hal yang mendesak. Kita tidak tahu kapan bencana itu akan datang. Ron telah memulainya, mari kita lanjutkan harapannya agar saudara-saudara kita di Indonesia bahagian timur, dapat memiliki kesiapan jika sewaktu-waktu bencana itu datang. Who’s Next ?
Tulisan ini akan dilanjutkan pada tulisan bagian ke-2 yang berjudul: Jangan Melupakan Sejarah (Kegempaan) Menelusuri Dokumen Tua Arthur Wichmann.
Sumber  r. Udrekh Perekayasa Teknologi Sumberdaya Lahan, Wilayah, dan Mitigasi Bencana BPP

Sunday, July 29, 2012

DEMOKRASI, TERCEMAR

Proses pemilihan BPD di beberapa tempat terindikasi tidak memenuhi aturan sehingga hal tersebut telah banyak menimbulkan masalah dibeberapa desa diantaranya adalah setiling, seperti diungkap kades setiling Pak Farhan saat dikonfirmasi oleh Kampung Media kaula disela-sela diskusi penyusunan peraturan bersama kepala desa, mengatakan bahwa ada salah seorang BPD yang diusulkan oleh masyarakat kami belum berumur 25 tahun sementara aturan mengatakan bahwa seorang BPD harus berumur minimal 25 tahun, dan itu jelas dalam perda.
sementara di tempat lain seperti di beberapa dusun didesa Mas-mas banyak BPD terpilih yang tidak melalui proses pemilihan, seperti diungkap oleh salah seorang pengurus remaja masjid punikasih, M. Jaelani mengatakan, "kita tidak tau ada orang pilih BPD tiba-tiba kita dengar di desa bahwa semua BPD sudah diresapel dan nama penggantinya sudah diserahkan ke Desa, kita tau itu justru dari masyarakat dusun lain, makanya kita harus gugat. dengan nada yang sama BPD dusun senyiur mengatakan saya sedang duduk duduk dirumah dengan teman yang kemudian diajukan jadi BPD, waktu itu teman itu menunjukan Hp nya yang berisi bahwa dia disuruh jadi pengganti BPD, jadi jelaskan tidak lewat proses pemilihan? hanya main tunjuk saja.

HIKMAH BERJABAT TANGAN

berjabatan tangan yang sering menjadi tanda ucapan selamat dan tanda saling memaafkan, akhir-ahir ini nyaris di tinggalkan oleh masyarakat sebagai dampak negatif dari tehnologi, karena kemudahan tehnologi membuat orang enggan untuk saling kunjungi untuk berjabatan tangan dengan pemahaman bahwa kalau sekedar untuk mengucafkan selamat cukup lewat SMS saja. hal ini kemudian yang dibantah oleh motivator kampung media kaula dalam diskusinya dengan kemus loteng tadi malam disekretariat bersama, motivator Kampung Media Kaula yang identik dengan kopiah putih ini menjabarkan, " hikamah kita berjabatan tangan kan tidak sekedar untuk mengucafkan selamat atau tanda saliing memaafkan, tafi ada banyak hikmah yang tersembunyi di balik semua itu, salah satu contoh, ditelapak tangan sesorang ada angka 1 dan 8 dalam bahasa arab, sehingga kalau ada orang berjabat tangan maka angka satu yang ditangan seseorang tersebut akan ketemu dengan angka delapan yang ada ditangan lawannya, begitu juga sebaliknya berarti dengan pertemuan kedua angka tersebut akan menjadi angka 99, sementara Asma-asma Allah berjumlah 99 yang dijelaskan dalam hadits rasul yang artinya bahwa siapa-siapa yang memelihara nama Allah yang sembilan puluh sembilan akan masuk sorga, ini salah satu gambaran bahwa berjabat tangan mempunyai hikmah yang banyak sekali, demikian pemuda beranak tiga ini mengahiri penjabarannya.

AIR TENANG MENGHANYUTKAN

Jikalau selama ini kita sering mendengar ungkapan yang mengatakan "air tenang menghanyutkan" maka itu adalah Pepatah yang pasti semua orang sudah tau artinya, tafi kalau yang dimaksud disini adalah ketenangan air mbung dao yang viewnya cukup indah, yang bisa menenangkan hati yang gundah, yang sering menjadi sandaran kaum lemah yang ada disekitarnya dengan menangkap udang yang jadi kandungan khas mbung dao dan yang juga sering menjadi icon desa wisata mas-mas. Kini ketenangan itu terusik dengan munculnya sengketa soal pemanfaatan air oleh masyarakat mas-mas sendiri dengan pemanfaat air dari desa sebelahnya yaitu Presak Tampak Siring dan Bujak.
Sengketa ini muncul dari kesadaran masyarakat mas-mas akan arti penting keberadaa mbung dao ini, mulai dari sebagai sumber mata pencaharian, kebutuhan sehari- hari untuk minum, untuk keberlangsungan agribisnis budidaya ikan dengan sistim jala apung, kebutuhan wisata dll, sementara masyarakat sebelahnya juga sangat ketergantungan dengan air mbung dao terutama untuk irigasi lahan seluas 300 an hektar, akibat kebutuhan dari masing-masing desa yang sama-sama penting, yang satu berusaha mempertahankan air mbung dao yang satu justru kepingin mengeruk air mbung dao membuat permasalahan demi permasalah muncul.
dan karena masalah yang ditimbulkan tidak juga kunjung tuntas telah mendorong beberapa pihak untuk menginisasi terbentuknya peraturan antar desa, yang hingga saat ini, minggu tanggal 29 Juli 2012 di salah satu ruangan dikantor camat batukliang, sudah memasuki kali yang keempat untuk mendiskusikan soal latar belakang, konten dan draft aturan yang akan dibuat.
hadir dalam diskusi tersebut kades tampak siring, kades presak bersama ketua BPD kedua desa tersebut, toga toma dari delapan desa yang punya ketersinggungan dengan Aturan yang dibuat yaitu soal tata kelola air. .


Saturday, July 28, 2012

TULISAN, MERUBAH DUNIA



“Saat yang tepat untuk menulis adalah disaat seseorang merasa tertekan”, demikian dikatakan pak faeruz zabadi alias abu macel saat menjadi nara sumber pada diskusi tentang “bagaimana memulai menulis dengan tulisan”, yang di inisiasi oleh Kampung Media kaula yang bertempat di sekretariat bersama pada jumat malam 27 Januari 2012.
Sebelum diskusi dimulai, motivator Kampung Media Kaula memberikan kata-kata pengantar berupa pengenalan gedung Aula yang diberi nama Sekretariat Bersama, ini adalah milik kita bersama karenanya dinamakan Sekretariat bersama, tapi yang Eksist berdinamika di sini diantaranya adalah komunitas-komunitas yang perwakilannya hadir dalam diskusi ini  yaitu perwakilan dari Kemus Loteng, Kampung Media Kaula, UP-FMA Mas-mas,Jasiasmu, VBT, dam IGHY.demikian sang motivator memberikan penjelasan.
Setelah selesai kata-kata pengantar oleh sang motivator, acara dilanjutkan dengan penyampaian materi, baru kemudian disiapkan waktu untuk tanya jawab yang dipandu oleh sami’un basri selaku moderator. Kesempatan pertama untuk bertanya diberikan kepada Jaelan yang menanyakan bagaiman menjadi seorang penulis yang baik, yang oleh Abu macel dijawab dengan senyuman khasnya mengatakan, “dalam menulis ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah :Tuliskan kejadian yang dialami lalu bandingkan dengan tulisan orang lain dan yang paling penting jangan ragu untuk salah

Diskusi yang diinisiasi oleh Kampung Media Kaula tersebut bertemakan “Bagaimana memulai membiasakan diri berdakwah dengan tulisan”,

Tuesday, July 17, 2012

BERHARAF KIRIMAN HARTA JUSTRU YANG DATANG KERANDA


Fatimah adalah salah seorang TKW asal Jawa, yang menemukan jodohnya dimalasyia dengan seorang pemuda berasal dari lombok tengah, tepatnya dengan seorang pemuda dari dusun selusuh desa mas-mas kecamatan batukliang utara kabupaten lombok tengah yang bernama alex.
Setelah beberapa bulan menikah dinegeri jiran, fatimah diajak pulang oleh suaminya kelombok, mereka melangsungkan membina rumah tangga di lombok dan setelah lebih kurang satu tahun tinggal bersama suami di sebuah rumah bekas perumahan guru yang sudah tidak dipakai lagi fatimah bersama suaminya di karunia seorang putri.
Karena anggota keluarga sudah bertambah sementara rumah belum punya, kedua insan ini bermusyawarah kemana mereka akan mencari nafkah sekaligus riki yang lebih banyak untuk bikin rumah biar mereka punya rumah sendiri. ahirnya mereka sepakat, sang suami berangkat ke kalimantan setelah beberapa bulan dikalimantan sang istri (Fatimah) berangkat ke malasia, dan baru saja lebih kurang tiga bulan dimalasia, keluarga dikejutkan dengan informasi kematiannya.
pada hari sabtu 14 juli 2012 keluarga ini ini( ibunya alex mertua fatimah) sudah di kerumuni warga untuk menunggu kiriman mayat fatimah dari malasyia, tepat jam 9 malam kiriman peti mayat dari malayisa pun datang tak ayal lagi tangis dari puluhan warga terus menggema, ada yang teringat saat fatimah berangkat yang tekadnya semata-mata untuk membuat rumah untuk dirinya dan ibu mertuanya yang sudah ditinggal mati oleh suaminya sementara mereka selama ini tinggal di bekas perumahan guru yang tidak dipakai lagi, sebagian masyarakat terenyuh karena melihat putri patimah yang ditinggal, yang hanya diam terpaku tidak mengerti apa yang terjadi.
jenazah fatimah pun dimakam keesokan harinya, sebelum sang suami datang dari kalimantan.

Twitter Facebook Digg Stumbleupon Favorites